Teknik Budidaya Tanaman Padi dengan Metode SRI (2)


 

Step penerapan skema tanam SRI


a. Penyiapan tempat

Jackpot Besar Dalam Permainan Togel


Untuk persiapan, tempat diproses seperti memproses tanah sebelum tanam dalam pertanian konservatif, dengan posisi seperti berikut. Sebelumnya tanah dibajak memakai traktor atau tenaga sapi. Setelah itu tanah digaru sekalian ditebari pupuk organik. Paling akhir, tanah diratakan. Pekerjaan olah tanah ini bisa dilaksanakan sekali atau duakali olah tanah, namun dalam penerapan 2x olah tanah bisa meningkatkan ongkos produksi akan etapi bisa kurangi gulma/tanaman pengganggu serta bisa membuat susunan tanah bertambah halus. Di saat menggaru serta meratakan tanah, diupayakan supaya air tidak mengalir terus-terusan di sawah agar faktor hara yang ada di tanah tidak tenggelam. Sesudah tanah rata, selanjutnya dibikin parit di bagian tepi serta tengah setiap petakan untuk mempermudah penataan air.


Dengan ketetapan lebar parit memiliki ukuran ± 20 cm dengan kedalaman rerata cangkul seperti umumnya, sedang panjang serta lebar petakan kecil yang tercipta di antara 2 m2. Ini bisa saja supaya di saat geser tanam petani tidak menghancurkan tempat, hingga bisa berjalan melalui parit-parit yang dibikin dan memudahkan dalam soal penyianggan nanti. (Gambar 1)


Unuk tentukan jarak tanam petani bisa membuat alat yang berperan untuk penggaris/pengontrol jarak tanam sepserti pada gambar 2. Gigi-gigi pada alat itu berperan untuk pemberi tanda, dimana langkah pemakaiannya adaah dengan menggariskannya pada tempat tanam dengan cara horizontal serta vertical hingga tercipta tittik-titik tatap muka antar garis yang dipakai untuk lubang/titik tanam.


Untuk pupuk fundamen, petani bisa mencampurkannya langsung saat olah tanah ini. Kecuali supaya tidak hanayut terikut air, ini mempunyai tujuan untuk mencampurkan pupuk fundamen supaya rata. Pupuk fundamen yang dipakai yakni pupuk yang karakternya organik serta bukan kimia, seperti pupuk kompos atau pupuk hijau.


b. Penyiapan benih


Benih diseleksi dengan pertolongan pemakaian air garam serta telur ayam/itik/bebek. Telur yang bagus biasanya di air akan terbenam, tetapi jika pada air ini dikasih garam yang cukup serta diaduk karena itu telur yang bagus itu akan mengapung. Jika telur belum mengapung karena itu imbuhkan lagi garamnya sampai telur ini mengapung sebab berat macamnya (BJ) bertambah lebih rendah dibanding air garam. Air garam yang telah dapat mengapungkan telur ini bisa dipakai untuk seleksi benih. Umumnya jika telur telah mengapung, bermakna kandungan garam di air ± 5 %. Beberapa langkah setelah itu seperti berikut :


Pertama, benih dimasukkan ke air garam serta diambil cuma benih yang terbenam, sebab gabah yang mengapung belum begitu masak dengan cara fisiologis/tidak mentes hingga tidak bagus bila dipakai untuk benih


Ke-2, benih yang baik selanjutnya dicuci dengan bersih sampai unsure garamnya hilang dari benih itu, semakin lebih baik bila dicuci memakai wadah yang berlubang serta pada air yang mengalir untuk memberikan keyakinan benih betul-betul akan terlepas dari garam;


Ke-3, benih yang telah bebas dari garam dicelup di air biasa semasa seputar 24 jam;


Ke-4, sesudah benih dicelup, selanjutnya dipemeram semasa seputar 36 jam yakni benih di bungkus dengan karung goni atau kain yang basah. Penyimpanan benih ini semakin lebih baik di tempat yang hangat serta diupayakan supaya kain masih basah serta lembab;


Ke-5, sesudah diperam semasa 36 jam serta berkecambah atau ada akar pendek, benih siap disemai/ disebar.


c. Penyemian


Penyemaian bisa dilaksanakan di sawah, di kebun atau dalam wadah seperti kotak plastik atau besek/pipiti yang dikasih alas plastik/daun pisang serta ada di tempat terbuka yang memperoleh cahaya matahari. Tanah untuk penyemaian tidak memakai tanah sawah tapi memakai tanah darat yang gembur digabung dengan kompos dengan perbandingan tanah:kompos seharusnya minimum 2:1 serta semakin lebih baik jika 1:1, dapat ditambah lagi pada kombinasi ini abu bakar supaya medianya makin gembur hingga nanti benih makin gampang diambil dari penyemaian untuk hindari putusnya akar. Luas tempat yang dibutuhkan untuk penyemaian minimum ialah seputar 20 m2 untuk tiap 5 kg benih, hingga jika penyemaian dilaksanakan pada wadah bisa dihitung jumlah wadah yang dibutuhkan sesuaikan dengan ukuran semasing wadah serta tentu saja semakin lebih baik lagi jika tempat penyemaiannya bertambah luas untuk perkembangan benih yang bertambah sehat.


Untuk penyemaian yang dilaksanakan di sawah atau kebun, tempat penyemaian dibikin jadi berbentuk tegalan/guludan seperti untuk penanaman sayuran dengan ketinggian tanahnya seputar 15 cm, lebar seharusnya seputar 125 cm serta semua pinggirannya ditahan dengan papan, triplek atau tangkai pisang untuk menahan erosi. Benih yang telah disebar seharusnya selanjutnya ditutup lagi dengan susunan tipis tanah atau kompos atau abu bakar untuk menjaga kelembabannya selanjutnya ditutup lagi dengan jerami atau daun kelapa untuk hindari dikonsumsi burung serta masalah dari air hujan sampai tumbuh tunas dengan tinggi seputar 1 cm.


Sesudah dilaksanakan penyemaian benih-benih ini harus dirawat dengan lakukan penyiraman tiap sore dan pagi jika tidak turun hujan. Untuk skema tanam SRI benih siap di tanam ke sawah waktu umurnya belum capai 15 hari serta seharusnya di antara usia 8-10 hari sesudah sebar yakni waktu baru mempunyai dua helai daun.


d. Penanaman


Pada skema tanam SRI benih diperlakukan dengan berhati-hati. Bibit yang ditanam di persemaian sawah atau kebun jangan diambil dengan ditarik atau ditarik tapi dengan diambil sisi bawah tanahnya (tanah terbawa) hingga akar tanaman tidak rusak. Selanjutnya kelompok bibi yang teah ditarik diletakkan dalam satu wadah, missal pelepah pisang, bambu atau yang lain untuk di bawa serta ke tempat penanaman. Perpindahan harus dilaksanakan secepat-cepatnya dalam tempo seputar 30 menit atau bisa lebih baik lagi dalam tempo 15 menit untuk hindari trauma serta shok. Untuk bibit yang ditanam memakai wadah semakin lebih gampang membawanya ke tempat penanaman. Bibit diambil yang sehat antara cirinya ialah semakin tinggi/ besar serta daunnya bertambah tegak ke atas atau daunnya tidak terkulai. Penanaman bibit dilaksanakan dengan cara dangkal ( sedalam ± 1 cm ) serta cuma cukup satu sampai 3 bibit untuk satu titik/ lubang tanam.


Bibit dimasukkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang bertambah gampang memakai jemari jempol serta telunjuk. Tersisa dari bibit bisa ditanam tunggal pada bagian terluar antara tanaman padi yang lain dari setiap petakan untuk cadangan jika di masa datang ada tanaman yang tidak bagus tumbuhnya. Penyulaman dilaksanakan memakai tanaman yang disediakan untuk cadangan antara tanaman penting atau ambil dari rumpun yang pada saat ditanam datang dari 2 atau 3 bibit.


e. Perawatan


Tanaman padi yang tertangani akan memberi hasil panen yang semakin lebih baik dibanding padi di sawah yang diamkan demikian saja. Air ditata supaya cuma macak-macak atau mengalir di aliran air saja, perendaman tempat semasa sesaat dilaksanakan jika tempat sawah nampak kering serta ada retakan halus pada tanah. Perlakuan gulma dilaksanakan dengan penyiangan mekanis sampai gulma itu tercabut dari tanah untuk selanjutnya dibenamkan memakai tangan atau kaki sedalam kemungkinan supaya tidak dapat tumbuh lagi juga bisa dengan memakai sosrok atau alat yang lain yang tidak berlawanan dengan konsep budidaya padi dengan sisim SRI yang berbentuk ramah ingkungan ini. Dari tiap proses penyiangan mekanis ini bisa diinginkan nanti ada tambahan hasil panen satu atau serta dua ton per hektarnya hingga nilai lebih dari penyiangan ini sebetulnya lumayan tinggi. Sebelum penyiangan tanah seharusnya dicelup untuk melunakkan tanah serta sesudah dilaksanakan penyiangan air kembali lagi dibuang serta sawah pada kondisi macak-macak.


Untuk percepat proses dekomposisi bahan organik dari gulma karena itu perlu dilaksanakan penyemprotan MOL (mikro-organisma lokal) sesudah proses penyiangan. Penyemprotan MOL di tujukan ke tanah bukan ke tanaman sebab tujuannya ialah tambahan jumlah bakteri pemecah ke tanah untuk lakukan proses dekomposisi bahan organik. MOL ini dapat digabung dengan pupuk organik cair (POC) untuk memberi penambahan faktor hara ke tanah. Fokus larutan untuk penyemprotan baik MOL, POC atau kombinasi MOL serta POC jangan begitu pekat untuk hindari berlangsungnya proses dekomposisi yang terlalu berlebih pada tanah yang menyebabkan akan menguningnya tanaman untuk sesaat sebab faktor N yang ada dipakai oleh bakteri pemecah untuk kesibukannya. Proses dekomposisi yang terlalu berlebih akan berlangsung jika memakai pupuk kandang atau daun-daunan fresh dengan cara langsung ke sawah tanpa ada proses pengkomposan di luar sawah hingga tidak bagus jika diterapkan pada sawah yang telah ada tanaman padinya. Oleh karena itu risiko pemakaian MOL atau POC yang terlalu berlebih atau begitu pekat masih ada tapi semakin lebih mudah dibanding pemakaian bahan kimia.


Untuk tempat sawah yang pemakaian komposnya di bawah jumlah bagus seharusnya penggunaan POC di naikkan banyaknya. Jeda penyiangan mekanis umumnya dilaksanakan tiap 10 hari sekali tapi harus selekasnya dikerjakan jika ada tanda-tanda perkembangan gulma sebelum gulma ini makin tinggi hingga makin susah di hilangkan. Penyemprotan POC kaya N bisa dilaksanakan pada umur padi 20 hari sesudah semai (hss), 30 hss, 40 hss serta 50 hss. Tetapi penyemprotan POC kaya N ini bisa dilaksanakan kapan saja jika dibutuhkan pada situasi padi nampak alami kahat/kekurangan N dengan tanda-tanda daun menguning khususnya di antara 40 hss – 60 hss. Kombinasi POC kaya P serta K disemprotkan 2 atau 3x waktu padi telah masuk umur seputar 70 hss untuk melakukan perbaikan kualitas pemenuhan gabah dengan jeda penyemprotan 10 hari. Frekwensi penyemprotan POC bisa sesuai dengan situasi di atas lapangan berdasar penilaian dari perkembangan tanaman. Penyemprotan POC atau MOL harus dilaksanakan pada keadaan tempat tidak digenangi serta diupayakan di saat padi mulai berbunga penyemprotan POC telah disetop supaya tidak mengganggu proses penyerbukan. Perlakuan organisma pengganggu tanaman (OPT) berbentuk hama/penyakit dilaksanakan dengan pemakaian atau penyemprotan pestisida nabati/pestisida organik lokal (POL) yang ditujukan ke tanaman. Penyemprotan bisa dilaksanakan untuk usaha protektif/penjagaan dengan cara periodik atau untuk pengendalian. Waktu mulai ada malai tempat tergenangi air setinggi seputar 1 – 2 cm dari permukaan tanah dengan cara terus-terusan hingga saat padi telah mulai terisi. Saluran air selanjutnya disetop benar-benar atau tempat dikeringkan selanjutnya saat bulir padi telah terisi.


f. Pemanenan


Panen dilaksanakan waktu padi capai usia panen sesuai dengan gambaran untuk semasing varietas dihitung dari waktu sebar/semai di penyemaian atau seputar 30-35 hari sesudah berbunga atau saat seputar 90% padi telah menguning. Jauhi pemanenan di saat udara mendung atau gerimis.

Postingan populer dari blog ini

Concerns about AI-assisted search

A global leader in cannabis tourism?

Why we need proper lab pill testing